Agama Islam memang mengajarkan bahwa segala sesuatu
diciptakan berpasang-pasangan. Sehingga kita sering mendengar istilah: jodoh di
tangan Tuhan. Aku pun tidak menyangsikan hal tersebut. Tapi kita pun tahu
kalaupun urusan tersebut telah diatur oleh Yang Maha Kuasa, kita sesungguhnya
tak akan pernah tahu siapa pada yang pada akhirnya akan hadir dan menjadi teman
hidup kita sebelum waktu yang nantinya akan memberikan jawaban. Dan dalam
perjalanannya berkutatlah kita pada malam-malam dimana kita mengusut rahasia
demi rahasia tentang “Si Dia” yang di janjikan.
Sudjiwo Tejo pernah bilang; Menikah itu nasib, mencintai itu
takdir. Kamu bisa berencana menikahi siapa, tp tak dapat kau rencanakan cintamu
utk siapa. Aku tak tahu apa aku bisa percaya perkataan itu atau tidak karena
memang jalan yang aku lalui belum sampai kepada penjara bernama pernikahan itu.
Tapi setidaknya perkataan itu dapat membawa kita kepada pertanyaan-pertanyaan
yang menarik: Apa yang akan terjadi jika kita memang terjebak pada suatu
pernikahan yang tidak terdapat cinta dari dalam diri kita? Apakah kita akan
bertahan atau lari? Apakah akan datang kebahagiaan darinya? Kira-kira begitu. Bagiku
sendiri segala jawaban dari pertanyaan itu adalah spekulasi, jika aku
mendapatkan jawaban-jawaban dari orang-orang yang memang belum pernah melalui
situasi terkait. Termasuk dari hati dan pikiranku sendiri. Tak adil juga rasanya
jika kita menilai apa yang sebenarnya belum kita ketahui.
Panta rhei; semuanya mengalir. Mungkin akan lebih adil jika
memang kita biarkan semuanya mengalir. Tapi nyatanya dalam deras arus senantiasa
bebatuan memecah. Ketika suatu masa yang kosong dan kita biarkan hidup mengalir
dengan sendirinya, kita tak jarang sejenak terpaku pada hal-hal yang membuat
kita berpikir ulang; apakah memang hidup ini akan mengalir begitu saja dengan
sendirinya membawa kita ke suatu tujuan yang kita terima begitu saja ataukah
kita dapat memberikan determinan-determinan tersendiri agar kita dapat
menentukan sendiri kemana arus akan mengalir? Dalam hal ini tentu konteks
tujuannya adalah soal cinta dan perjodohan.
Pikiran yang sentimental itu senantiasa hadir bersamaan
dengan tamu yang tak diundang; Kenangan. Ya, dia adalah tamu kurang ajar yang
dapat seenaknya saja melintas di pikiran dan perasaan kita; bersembunyi dan
tersimpan diantara gelas-gelas kopi di sudut kafe, pada harmoni nada-nada musik
rock klasik, atau pada tiket bioskop yang tak sengaja kita temukan terselip di
sela-sela dompet. Semua itu membawa kita kembali kepada momen-momen yang telah
lama tertinggal di belakang; momen penuh harapan yang sekarang kita rindukan.
Menjebak kita kembali pada romansa-romansa bersama seseorang yang tak lagi
tinggal, tapi meninggalkan sesuatu. Lalu kita mencoba kembali untuk menganggap
semuanya mengalir, tapi tak mudah. Aroma kopi itu terus merayu untuk kembali,
nada-nada itu terus melantunkan kisah lama, dan tiket bioskop itu memutar
kembali cerita-cerita lama yang kita kira sudah lewat. Sampai pada akhirnya
kita meragukan bahwa semua dapat dengan begitu saja mengalir; dan kita
memutuskan untuk tinggal.
Orang-orang mulai banyak membicarakan; ada banyak ikan di
laut, ada kebahagiaan tersembunyi di tempat-tempat lain, tapi itu semua tidak
berlaku untuk mereka yang tinggal. Entahlah istilahnya apa, mungkin benar jika
di bilang ia yang tinggal adalah orang yang memenjarakan dirinya sendi ri dalam
kenangan. Tapi mungkin lebih tepat jika mereka yang tinggal dipahami sebagai
para narapidana yang dengan sukarela masuk kedalam penjara tersebut. Mereka
memilih, mungkin merasa nyaman. Dan kenangan-kenangan yang menjadi jeruji itu
bukan cuma besi melintang yang dingin, tapi bagi mereka padanya terukir hal-hal
yang indah namun ironis; yang membuat mereka terkadang sedikit menyunggingkan
senyum dan tak lama kemudian membuat mereka kembali tertunduk, lalu mencari
tempat yang paling nyaman untuk berbaring di sudut-sudut penjara itu; sambil menunggu ia yang
meninggalkan sesuatu kembali pulang.
Dan entah sampai kapan, ia yang tinggal akan menunggu disana..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar